Kerajinan Ijuk
Menjadi Andalan Produk Poho Aren
Pohon aren yang
besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m.
Berdiameter hingga 65 cm, batang
pokoknya kukuh
Pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal. sebagai ijuk, injuk, juk atau duk.
Banyak pengerajin ijuk yang memanfaatkan
hasil dari pohon aren ini, terutama injuk itu sendiri bisa menjadi bahan alat
rumah tangga.
pengerajin ijuk membuat alat kebersihan
seperti sapu ijuk, sikat ijuk, kesed injuk bahkan ada sampai sikat kawat
berbahan ijuk
Di bidang injuk juga dimanfaatkan, dimana pengerajin
ijuk membuat kabakan ikan dalam bidang perikanan
Ini bisa digunakan untuk pemijahan ikan dan
sangat efektif dengan biaya yang murah juga bisa mengasilkan sesuai harapan
Pengerajin Ijuk Pembuatan sapu lidi
Sama seperti daun kelapa, daun dari pohon
aren juga dapat dimanfaatkan untuk diambil lidinya.
Lidi ini kemudian dapat
disatukan dan juga digabungkan menjadi sapu lidi. Sapu lidi ini memiliki banyak
kegunaan, diantaranya adalah dapat dimanfaatkan untuk menyapu pekarangan rumah.
Pengerajin tali ijuk
Selain sebagai sapu ijuk, daun aren juga
dapat dimanfaatkan dalam pembuatan tali ijuk. Tali ijuk ini dapat digunakan
untuk mengikat dengan kuat bambu dan konstruksi rumah lainnya.
Pengerajin Ijuk Digunakan untuk membuat cambuk
Selain dijadikan anyaman, akar dari pohon
aren juga sering digunakan untuk pembuatan cambuk. Dengan konturnya yang tidak
aku, namun juga kuat, maka akar dari tanaman aren ini sering diolah menjadi
cambuk.
Pengerahin
Ijuk Bidang Bangunan
Dalam bidang bagunan pengerajin ijuk membuat
rumah yang berbahan ijuk menjadi salah satu pilihan karena ijuk bisa menahan
air dengan ketebalan tertentu
Batang dari pohon aren juga dapat
dimanfaatkan kayunya. Biasanya, kayu dari batang pohon aren ini dimanfaatkan
untuk menjadi papan.
Papan kayu ini bisa dimanfaatkan untuk
berbagai macam keperluan, bisa menjadi papan sekat lemari ataupun bisa juga
digunakan untk membuat papan tulis.
Tanaman
Aren Di Lindungi Undang- Undang
Tanaman aren adalah
tumbuhan yang dilindungi oleh undang-undang, menebang pohon aren termasuk pada perbuatan
penebangan liar ( illegal logging ) bisa mendapatkan hukuman penjara.
Ijuk sebenarnya adalah
bagian dari pelepah daun yang
menyelubungi batang,
inilah yang dimanfaatkan oleh pengerajin ijuk
Anak daun seperti pita
bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan
keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di
sisi bawahnya.
Berumah satu, bunga-bunga
jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul
di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m.
Buah buni bentuk bulat
peluru, dengan diameter sekitar
4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun
dalam untaian seperti rantai.
Setiap tandan mempunyai
10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah
berwarna hijau sampai
coklat kekuningan.
Buah ini tidak dapat
dimakan langsung karena getahnya sangat gatal.
Manfaat
Pohon Aren Selain Ijuk
Pohon enau menghasilkan
banyak hal
selain ijuk, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang
serbaguna, terutama sebagai penghasil gula.
Nira
dan gula
Pengerajin Ijuk juga bisa mengambil Gula aren yang diperoleh
dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang
berwarna kuning.
Tandan ini mula-mula
dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan
dari dalamnya.
Tandan kemudian dipotong
dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk
menampung cairan yang menetes.
Cairan manis yang
diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer),
berwarna jernih agak keruh.
Nira ini tidak tahan
lama, maka tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya;
biasanya sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore.
Setelah dikumpulkan,
nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair.
Selanjutnya, ke dalam
gula cair ini dapat dibubuhkan bahan pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan
beberapa bahan lain)
Pada tahap ini dilakukan agar
gula membeku dan dapat dicetak menjadi gula aren bongkahan (gula gandu)
Di banyak daerah
di Indonesia, nira
juga biasa difermentasi menjadi
semacam minuman beralkohol yang
disebut tuak atau
di daerah timur juga disebut saguer.
Tuak ini diperoleh
dengan membubuhkan satu atau beberapa macam kulit kayu atau akar-akaran atau
sejenis manggis hutan
ke dalam nira dan membiarkannya
Bergantung pada ramuan
yang ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam
atau pahit.
Dengan membubuhkan bahan
yang lain, atau dengan membiarkan begitu saja selama beberapa hari, nira dapat
berfermentasi menjadi cuka.
Baca juga : Injuk Anti Radiasi Nuklir
Baca juga : Kekuatan Injuk 100 x dari plastik
Baca juga : Kerajinan Injuk adalan pohon aren
Baca juga : Kerajinan sapu Ijuk Lengkap Dengan Pembuatanya
Baca juga : Kekuatan Injuk 100 x dari plastik
Baca juga : Kerajinan Injuk adalan pohon aren
Baca juga : Kerajinan sapu Ijuk Lengkap Dengan Pembuatanya
Cuka dari aren ini kini
tidak lagi populer, terdesak oleh cuka buatan pabrik.
Nira mentah (segar)
bersifat pencahar (laksativa), sehingga kerap digunakan sebagai obat
urus-urus.
Kolang-kaling ( Cangkaleng )
Pengerajin Ijuk juga bisa memanfaatkan Buah
aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain)
memiliki 2 atau 3 butir inti biji) yang berwarna putih tersalut batok tipis
yang keras.
Buah yang muda intinya
masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus untuk mengeluarkan
intinya
Kemudian inti-inti biji
itu direndam dalam air kapur beberapa
hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun.
Cara lainnya, buah muda
dikukus selama tiga jam dan setelah dikupas, inti bijinya dipukul gepeng dan
kemudian direndam dalam air selama 10-20 hari.
Inti biji yang telah
diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah
atap) atau kolang-kaling.
Kolang-kaling disukai
sebagai campuran es, manisan atau dimasak
sebagai kolak.
Teristimewa sebagai hidangan berbuka puasa di bulan Ramadhan.
Produk
Selain
Ijuk
Pucuk daunnya yang masih
kuncup (janur) juga
dipergunakan sebagai daun rokok, yang dikenal pasar sebagai daun kawung.
Lembar-lembar daunnya
di Jawa Barat biasa
digunakan sebagai pembungkus barang dagangan, misalnya gula aren atau
buah durian.
Lembar-lembar daun ini
pun kerap dipintal menjadi tali,
sementara dari lidinya dihasilkan barang anyaman sederhana
dan sapu lidi.
Seperti halnya
daun, ijuk dari pohon enau
pun dipintal menjadi tali. Meski agak kaku, tali ijuk ini cukup kuat, awet dan
tahan digunakan di air laut.
Ijuk dapat pula
digunakan sebagai bahan atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk.
Dari pelepah dan tangkai
daunnya, setelah diolah, dihasilkan serat yang kuat dan tahan lama untuk
dijadikan benang,
tali pancing dan
senar gitar Batak.
Batangnya mengayu di
sebelah luar dan agak lunak berserabut di bagian dalam atau empulurnya.
Empulur atau
gumbarnya dapat ditumbuk dan diolah untuk menghasilkan sagu,
meski kualitasnya masih kalah oleh sagu rumbia.
Batang yang dibelah
memanjang dan dibuang empulurnya digunakan sebagai talang atau saluran air.
Dari akar dihasilkan
serat untuk bahan anyaman, tali pancing atau cambuk.
Penyebaran
Pohon Aren Sebagai Bahan Pokok
Pengerajin Ijuk
Di Indonesia, enau
tumbuh liar atau ditanam, sampai ketinggian 1.400 m dpl.
Biasanya banyak tumbuh
di lereng-lereng atau tebing sungai,disanalah para Pengerajin
Ijuk bisa mendapatkan bahan untuk kerajinan
Meskipun getahnya amat
gatal, buah enau yang masak banyak disukai hewan.
Musang luwak diketahui
sebagai salah satu hewan yang menyukai buah enau ini, dan secara tidak langsung
berfungsi sebagai hewan pemencar biji enau.
Di Bangka, pada
masa lalu orang-orang Tionghoa memasang
perangkap di bawah pohon enau yang tengah berbuah,
Mereka melkukan itu untuk
menangkap rombongan babi hutan yang
berpesta buah enau yang berjatuhan.
Perbanyakan Dalam Ijuk
Enau atau aren dapat
dikembang biakkan secara generatif yaitu melalui bijinya. Agar diperoleh
keturunan yang baik, benih sebaiknya diambil dari pohon induk yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
a.Batang
pohon harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun.
Sampai saat ini dikenal
dua macam tanaman aren yaitu Aren Genjah yang memiliki batang agak kecil dan
pendek dengan produksi nira antara 10–15 liter/tandan/hari
Aren Dalam yang memiliki
batang besar dan tinggi dengan produksi nira 20–30 liter/tandan/hari.
Untuk kepentingan
produksi nira dan turunannya, dianjurkan untuk menggunakan varietas Dalam
sebagai pohon induknya.
b.Pohon
terpilih harus memiliki produktivitas yang tinggi.
Perlu diketahui bahwa
tidak semua pohon aren dan tidak semua mayang (tandan bunga) jantan yang keluar
(9 – 11 mayang) menghasilkan nira.
Hal ini sangat
dipengaruh oleh proses fisiologi tanaman. Calon pohon induk perlu diperiksa
produktivitasnya dengan menyadap nira dari mayang jantan pertama atau kedua
jika hasilnya banyak
maka pohon itu pantas dijadikan pohon induk. Kemudian pohon induk ini tidak
lagi disadap niranya, agar kualitas benih yang dihasilkan tetap baik.
Tahap
- tahap pembibitan pohon aren
1. Pengumpulan
buah
Buah yang digunakan
sebagai sumber benih harus matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang
berwarna kuning kecoklatan
Buahnya tidak
terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm. Sebaiknya buah yang
diambil adalah yang terletak di bagian luar rakila.
Buah aren ini dapat
disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau dus untuk memudahkan
pemisahan biji (benih) dari kulit.
2. Pengambilan
biji dari buah
Pengambilan biji dari
dalam buah aren harus menggunakan sarung tangan karena buah aren mengandung
asam oksalat yang akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit.
Cara lain,
yaitu dengan memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan sampai kulit buah
menjadi busuk sehingga biji terpisah dengan sendirinya dari daging buah.
Dengan
cara ini, biji dapat diambil dengan mudah dan kulit buah aren tidak gatal lagi.
Anakan
(semai) pohon aren
3. Perkecambahan
Benih disemaikan dalam
tempat persemaian dengan media campuran pasir dan serbuk gergaji dengan
perbandingan 2:1.
Untuk mempercepat
perkecambahan, tempurung biji dapat digosok dengan kertas pasir (ampelas) di
bagian punggungnya, tempat keluar apokol, selebar kira-kira 3 mm
Kkemudian biji direndam
dalam air agar air meresap ke dalam endosperm sampai jenuh, lalu disemaikan.
Benih disiram setiap
hari untuk mempertahankan kelembaban yang tinggi sekitar 80%
.
4. Pembibitan
Semai aren yaitu setelah
terbentuk apokol yang telah mencapai panjang 3 – 5 cm dipindahkan ke tempat
pembibitan atau ke dalam kantong plastik (polibag) yang berdiameter 25 cm,
Polibag tersebut telah
diisi ¾ bagiannya dengan tanah-tanah lapisan atas yang dicampur dengan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:2.
Bibit-bibit yang telah
dipindahkan ini memerlukan penyiraman dan naungan agar terhindar dari cahaya
matahari secara langsung.
Bibit aren dapat
dipindahkan (ditanam) ke lapangan setelah berumur 6-8 bulan sejak daun pertama
terbentuk.
Kerajinan Ijuk Menjadi Andalan Produk Poho Aren
4/
5
Oleh
Riana Ali