Rabu, 17 Mei 2017

Kerajinan Ijuk Menjadi Andalan Produk Poho Aren

Kerajinan Ijuk Menjadi Andalan Produk Poho Aren

Pohon aren yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh

harga pengerajin ijuk







Pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal. sebagai ijukinjukjuk atau duk.

Banyak pengerajin ijuk yang memanfaatkan hasil dari pohon aren ini, terutama injuk itu sendiri bisa menjadi bahan alat rumah tangga.

pengerajin ijuk membuat alat kebersihan seperti sapu ijuk, sikat ijuk, kesed injuk bahkan ada sampai sikat kawat berbahan ijuk

Di bidang injuk juga dimanfaatkan, dimana pengerajin ijuk membuat kabakan ikan dalam bidang perikanan

Hasil gambar untuk gambar ijuk untuk ikan

Ini bisa digunakan untuk pemijahan ikan dan sangat efektif dengan biaya yang murah juga bisa mengasilkan sesuai harapan

Pengerajin Ijuk Pembuatan sapu lidi

Sama seperti daun kelapa, daun dari pohon aren juga dapat dimanfaatkan untuk diambil lidinya.
Lidi ini kemudian dapat disatukan dan juga digabungkan menjadi sapu lidi. Sapu lidi ini memiliki banyak kegunaan, diantaranya adalah dapat dimanfaatkan untuk menyapu pekarangan rumah.

Pengerajin tali ijuk
Selain sebagai sapu ijuk, daun aren juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan tali ijuk. Tali ijuk ini dapat digunakan untuk mengikat dengan kuat bambu dan konstruksi rumah lainnya. 

Seain itu, tali ijuk ini juga sering dimanfaatkan untuk mengikat sesuatu yang berada di dalam laut

harga pengerajin ijuk

Pengerajin Ijuk Digunakan untuk membuat cambuk
Selain dijadikan anyaman, akar dari pohon aren juga sering digunakan untuk pembuatan cambuk. Dengan konturnya yang tidak aku, namun juga kuat, maka akar dari tanaman aren ini sering diolah menjadi cambuk.

Pengerahin Ijuk Bidang Bangunan

Dalam bidang bagunan pengerajin ijuk membuat rumah yang berbahan ijuk menjadi salah satu pilihan karena ijuk bisa menahan air dengan ketebalan tertentu

Batang dari pohon aren juga dapat dimanfaatkan kayunya. Biasanya, kayu dari batang pohon aren ini dimanfaatkan untuk menjadi papan.

Papan kayu ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, bisa menjadi papan sekat lemari ataupun bisa juga digunakan untk membuat papan tulis.

Tanaman Aren Di Lindungi Undang- Undang

Tanaman aren adalah tumbuhan yang dilindungi oleh undang-undang, menebang pohon aren termasuk pada perbuatan penebangan liar ( illegal logging ) bisa mendapatkan hukuman penjara.

Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang, inilah yang dimanfaatkan oleh pengerajin ijuk

Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m.

Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.

Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m.

Buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai.

Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan.

Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal.

Manfaat Pohon Aren Selain Ijuk

Pohon enau menghasilkan banyak hal selain ijuk, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna, terutama sebagai penghasil gula.
Nira dan gula

Hasil gambar untuk gula aren
Pengerajin Ijuk juga bisa mengambil Gula aren yang diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning.

Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya.

Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes.

harga pengerajin ijuk

Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer), berwarna jernih agak keruh.

Nira ini tidak tahan lama, maka tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore.

Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair.

Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat dibubuhkan bahan pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain)

Pada tahap ini dilakukan agar gula membeku dan dapat dicetak menjadi gula aren bongkahan (gula gandu)

Di banyak daerah di Indonesia, nira juga biasa difermentasi menjadi semacam minuman beralkohol yang disebut tuak atau di daerah timur juga disebut saguer.

Tuak ini diperoleh dengan membubuhkan satu atau beberapa macam kulit kayu atau akar-akaran atau sejenis manggis hutan ke dalam nira dan membiarkannya

Bergantung pada ramuan yang ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam atau pahit.

Dengan membubuhkan bahan yang lain, atau dengan membiarkan begitu saja selama beberapa hari, nira dapat berfermentasi menjadi cuka.

Cuka dari aren ini kini tidak lagi populer, terdesak oleh cuka buatan pabrik.
Nira mentah (segar) bersifat pencahar (laksativa), sehingga kerap digunakan sebagai obat urus-urus.

Nira segar juga baik sebagai bahan campuran (pengembang) dalam pembuatan roti

Kolang-kaling ( Cangkaleng )

Pengerajin Ijuk

Pengerajin Ijuk juga bisa memanfaatkan Buah aren (dinamai belulukcaruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras.

Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus untuk mengeluarkan intinya

Kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun.

Cara lainnya, buah muda dikukus selama tiga jam dan setelah dikupas, inti bijinya dipukul gepeng dan kemudian direndam dalam air selama 10-20 hari.

Inti biji yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah atap) atau kolang-kaling.

Kolang-kaling disukai sebagai campuran es, manisan atau dimasak sebagai kolak. Teristimewa sebagai hidangan berbuka puasa di bulan Ramadhan.

Produk Selain Ijuk
Sebagaimana nipah dan rumbia, daun pohon enau juga biasa digunakan sebagai bahan atap rumah rakyat.

Pucuk daunnya yang masih kuncup (janur) juga dipergunakan sebagai daun rokok, yang dikenal pasar sebagai daun kawung.

Lembar-lembar daunnya di Jawa Barat biasa digunakan sebagai pembungkus barang dagangan, misalnya gula aren atau buah durian.

Lembar-lembar daun ini pun kerap dipintal menjadi tali, sementara dari lidinya dihasilkan barang anyaman sederhana dan sapu lidi.
harga pengerajin ijuk
Seperti halnya daun, ijuk dari pohon enau pun dipintal menjadi tali. Meski agak kaku, tali ijuk ini cukup kuat, awet dan tahan digunakan di air laut.

Ijuk dapat pula digunakan sebagai bahan atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk.
Dari pelepah dan tangkai daunnya, setelah diolah, dihasilkan serat yang kuat dan tahan lama untuk dijadikan benang, tali pancing dan senar gitar Batak.

Batangnya mengayu di sebelah luar dan agak lunak berserabut di bagian dalam atau empulurnya.

Kayunya yang keras ini dipergunakan sebagai papankasau atau dibuat menjadi tongkat. 
Empulur atau gumbarnya dapat ditumbuk dan diolah untuk menghasilkan sagu, meski kualitasnya masih kalah oleh sagu rumbia.

Batang yang dibelah memanjang dan dibuang empulurnya digunakan sebagai talang atau saluran air.
Dari akar dihasilkan serat untuk bahan anyaman, tali pancing atau cambuk.

Penyebaran Pohon Aren Sebagai Bahan Pokok  Pengerajin Ijuk

Di Indonesia, enau tumbuh liar atau ditanam, sampai ketinggian 1.400 m dpl.

Biasanya banyak tumbuh di lereng-lereng atau tebing sungai,disanalah para Pengerajin Ijuk bisa mendapatkan bahan untuk kerajinan

Meskipun getahnya amat gatal, buah enau yang masak banyak disukai hewan

Musang luwak diketahui sebagai salah satu hewan yang menyukai buah enau ini, dan secara tidak langsung berfungsi sebagai hewan pemencar biji enau.

Di Bangka, pada masa lalu orang-orang Tionghoa memasang perangkap di bawah pohon enau yang tengah berbuah,

Mereka melkukan itu untuk menangkap rombongan babi hutan yang berpesta buah enau yang berjatuhan.

Perbanyakan Dalam Ijuk 

Enau atau aren dapat dikembang biakkan secara generatif yaitu melalui bijinya. Agar diperoleh keturunan yang baik, benih sebaiknya diambil dari pohon induk yang memiliki kriteria sebagai berikut :

a.Batang pohon harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun.
Sampai saat ini dikenal dua macam tanaman aren yaitu Aren Genjah yang memiliki batang agak kecil dan pendek dengan produksi nira antara 10–15 liter/tandan/hari

Aren Dalam yang memiliki batang besar dan tinggi dengan produksi nira 20–30 liter/tandan/hari.

Untuk kepentingan produksi nira dan turunannya, dianjurkan untuk menggunakan varietas Dalam sebagai pohon induknya.

b.Pohon terpilih harus memiliki produktivitas yang tinggi.

Perlu diketahui bahwa tidak semua pohon aren dan tidak semua mayang (tandan bunga) jantan yang keluar (9 – 11 mayang) menghasilkan nira.

Hal ini sangat dipengaruh oleh proses fisiologi tanaman. Calon pohon induk perlu diperiksa produktivitasnya dengan menyadap nira dari mayang jantan pertama atau kedua

jika hasilnya banyak maka pohon itu pantas dijadikan pohon induk. Kemudian pohon induk ini tidak lagi disadap niranya, agar kualitas benih yang dihasilkan tetap baik.

Tahap - tahap pembibitan pohon aren

1. Pengumpulan buah

Buah yang digunakan sebagai sumber benih harus matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan

Buahnya tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm. Sebaiknya buah yang diambil adalah yang terletak di bagian luar rakila.

Buah aren ini dapat disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau dus untuk memudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit.

2. Pengambilan biji dari buah

Pengambilan biji dari dalam buah aren harus menggunakan sarung tangan karena buah aren mengandung asam oksalat yang akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit.

Cara lain, yaitu dengan memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan sampai kulit buah menjadi busuk sehingga biji terpisah dengan sendirinya dari daging buah. 

Dengan cara ini, biji dapat diambil dengan mudah dan kulit buah aren tidak gatal lagi.

Anakan (semai) pohon aren
3. Perkecambahan
Benih disemaikan dalam tempat persemaian dengan media campuran pasir dan serbuk gergaji dengan perbandingan 2:1.

Untuk mempercepat perkecambahan, tempurung biji dapat digosok dengan kertas pasir (ampelas) di bagian punggungnya, tempat keluar apokol, selebar kira-kira 3 mm

Kkemudian biji direndam dalam air agar air meresap ke dalam endosperm sampai jenuh, lalu disemaikan.

Benih disiram setiap hari untuk mempertahankan kelembaban yang tinggi sekitar 80%
.
4. Pembibitan

Semai aren yaitu setelah terbentuk apokol yang telah mencapai panjang 3 – 5 cm dipindahkan ke tempat pembibitan atau ke dalam kantong plastik (polibag) yang berdiameter 25 cm,

Polibag  tersebut telah diisi ¾ bagiannya dengan tanah-tanah lapisan atas yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2.

Bibit-bibit yang telah dipindahkan ini memerlukan penyiraman dan naungan agar terhindar dari cahaya matahari secara langsung.

Bibit aren dapat dipindahkan (ditanam) ke lapangan setelah berumur 6-8 bulan sejak daun pertama terbentuk.



Related Posts

Kerajinan Ijuk Menjadi Andalan Produk Poho Aren
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.